PENDAHULUAN
Client
centered therapy Juga dikenal sebagai orang yang berpusat pada terapi atau
Rogerian psikoterapi , terapi
terpusat pada klien merupakan suatu pendekatan untuk konseling psikologis yang
memungkinkan pasien untuk memiliki banyak pengaruh terhadap struktur dan
perkembangan terapiClient centered theraphy atau yang disebut terapi yang
berpusat pada pribadi merupakan salah satu teori pendekatan yang dilakukan
dalam konseling. Teori
ini beranggapan bahwa pemecahan masalah berpusat pada klien, maka klien lah
yang menyelesaikan masalahnya. Carl rogers mengembangkan terapi ini sebagai
reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan- keterbatasan mendasar dari
psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan Client centered theraphy adalah
cabang khusus dari terapi humanistic yang menggaris bawahi tindakan mengalami
klien berikut dunia subjektif dan fenomenalnya.
Pendekatan client centered menaruh kepercayaan yang besar pada
kesanggupam klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri.
Hubungan teraupetik antara terapis dan klien merupakan katalisator bagi
perubahan; klien menggunakan hubungan yang unik sebagai alat untuk meningkatkan
kesadaran dan untuk menemukan sumber – sumber yang terpendam yang bisa
digunakan secara konstruktif dalam
perubahan hidupnya.
menurut Roger Konseling dan Psikoterapi tidak mempunyai
perbedaan. Konseling yang berpusat pada klien sebagai konsep dan alat
baru dalam terapi yang dapat diterapkan pada orang dewasa, remaja, dan
anak-anak.
Pendekatan konseling client centered menekankan pada
kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan
masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut
konsep-konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori kepribadian,dan
hakekat kecemasan. Menurut Roger konsep inti konseling berpusat pada klien
adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan perwujudan
diri.
BIOGRAFI
PENGEMBANG TEORI
Client
centered theraphy ini dikembangkan oleh tokoh psikologi. bernama Carl rogers. Carl Rogers lahir 8 Januari 1902
di Oak Park, Illinois, sebuah suburban dari Chicago, keempat dari enam
bersaudara. Ayahnya adalah seorang insinyur sipil yang sukses dan ibunya adalah
seorang ibu rumah tangga dan Kristen yang taat. Pendidikannya dimulai di kelas
dua, karena ia sudah bisa membaca sebelum TK.
Carl
Rogers terkenal karena kontribusinya terhadap terapi. terapinya telah melewati
beberapa perubahan nama sepanjang jalan: Dia awalnya menyebutnya non-direktif,
karena ia merasa bahwa terapis tidak harus mengarahkan klien, melainkan berada
di sana untuk klien sementara klien mengarahkan kemajuan terapi . Saat
ia menjadi lebih berpengalaman, ia menyadari bahwa, sebagai
"non-direktif" seperti dia, dia masih dipengaruhi kliennya dengan
sangat nya "directiveness non-!" Dengan
kata lain, klien melihat ke terapis untuk bimbingan, dan akan menemukannya
bahkan ketika terapis sedang mencoba tidak untuk membimbing.
Jadi, ia berganti nama menjadi klien berpusat. Dia masih merasa bahwa klien-lah yang harus mengatakan apa yang salah, menemukan cara-cara untuk memperbaiki, dan menentukan kesimpulan dari terapi - terapinya masih sangat "klien-berpusat" meskipun dia mengakui dampak dari terapis. Sayangnya, terapis lain merasa bahwa nama ini untuk terapi adalah sedikit tamparan di wajah mereka: Apakah tidak therapies paling "terpusat pada klien?"
Saat ini, meskipun istilah non-direktif dan klien yang berpusat masih digunakan, kebanyakan orang hanya menyebutnya terapi Rogerian. Salah satu ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan Rogers terapi adalah "mendukung, tidak rekonstruksi," dan dia menggunakan analogi belajar naik sepeda untuk menjelaskan: Ketika Anda membantu anak untuk belajar naik sepeda, Anda dapat tidak hanya memberitahu mereka bagaimana. Mereka harus mencobanya sendiri. Dan Anda tidak bisa menahan mereka sepanjang waktu baik. Akan tiba saat ketika Anda harus membiarkan mereka pergi. Jika mereka jatuh, mereka jatuh, tetapi jika Anda bertahan, mereka tidak pernah belajar.
Jadi, ia berganti nama menjadi klien berpusat. Dia masih merasa bahwa klien-lah yang harus mengatakan apa yang salah, menemukan cara-cara untuk memperbaiki, dan menentukan kesimpulan dari terapi - terapinya masih sangat "klien-berpusat" meskipun dia mengakui dampak dari terapis. Sayangnya, terapis lain merasa bahwa nama ini untuk terapi adalah sedikit tamparan di wajah mereka: Apakah tidak therapies paling "terpusat pada klien?"
Saat ini, meskipun istilah non-direktif dan klien yang berpusat masih digunakan, kebanyakan orang hanya menyebutnya terapi Rogerian. Salah satu ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan Rogers terapi adalah "mendukung, tidak rekonstruksi," dan dia menggunakan analogi belajar naik sepeda untuk menjelaskan: Ketika Anda membantu anak untuk belajar naik sepeda, Anda dapat tidak hanya memberitahu mereka bagaimana. Mereka harus mencobanya sendiri. Dan Anda tidak bisa menahan mereka sepanjang waktu baik. Akan tiba saat ketika Anda harus membiarkan mereka pergi. Jika mereka jatuh, mereka jatuh, tetapi jika Anda bertahan, mereka tidak pernah belajar.
SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI
Dikembangkan
pada tahun 1940-an dan 1950-an oleh Dr Carl Rogers, pendekatan ini panggilan
untuk terapis untuk bekerja dengan pasien untuk menciptakan lingkungan yang
aman dan tidak menghakimi untuk setiap sesi. Penciptaan safe haven ini
memungkinkan pasien untuk bekerja melalui masalah-nya tanpa malu atau ragu-ragu
untuk sepenuhnya apapun yang akan datang selama waktu yang dihabiskan dengan
terapis.
Hart ( 1970 ) yang membagi perkembangan Garis
besar evolusi teori rogers dalam tiga periode yaitu :
·
Periode 1(1940 –
1950 )psikoterapi nondirektif
Melalui terapi ini klien akan mencapai pengalaman atas
dirinya sendiri dan atas situasi kehidupannya.
Pada periode awal ini terapis secara nyata menghndarkan diri dari
interaksi dengan klien. Terapis berfungsi sebagai penjernih, tetapi tidak menampilkan
kepribadiannya sendiri. Pada periode ini teknik seperti bertanya, menggali,
mengevaluasi dan menafsirkan. prosedur – prosedur seperti sejarah kasus, tes
psikologi, dan diagnosis tidak menjadi bagian dari proses terapeutik karena
semuanya berlandaskan pedoman – pedoman eksternal,terapi mengandalkan dorongan
pertumbuhan bawaan klien.
·
Periode 2 (1950 – 1957 ) psikoterapi reflektif
Melalui terapi ini klien mampu mengembangkan keselarasan
antara konsep diri dan konsep diri idealnya. Pada periode ini adanya perubahan
dalam praktek yaitu adanya penekanan pada pemberian respon secara peka terhadap
unsur afektif. Penekanan diperbesar pada ketanggapan terapis terhadap perasaan
– perasaan klien yang menghilangkan sumber – sumber ancaman dari hubungan
terapeutik dan berfungsi sebagai cermin sehingga klien bisa memahami dunianya
sendiri dengan lebih baik.
·
Periode 3 (1957 – 1970 ) terapi eksperiensial
Terapi difokuskan pada apa yang dialami oleh klien dan
pada pengungkapan apa yang sedang dialami oleh terapis. Klien tumbuh pada suatu
rangkaian keseluruhan dengan belajar menggunakan apa yang sedang langsung
dialami. Pada periode ini memperkenalkan unsur – unsur dari sikap – sikap
terapis, yakni keselarasan, pandangan penerimaan positif dan penegrtian empatik
sebagai prasyarat bagi terapis yang efektif
Yang membawa kita ke persyaratan terkenal Rogers 'terapis. Rogers merasa bahwa terapis, agar efektif, harus memiliki tiga kualitas yang sangat khusus:
1.Kongruensi - keaslian, dengan kejujuran klien.
2.Empati - kemampuan untuk merasakan apa yang klien rasakan.
3.Hormati - penerimaan, pandangan positif tanpa syarat terhadap kliennya tersebut.
FUNGSI TERAPI TEORI
Fungsi
terapis adalah membangun suatu iklim terapeutik yang menunjang pertumbuhan
klien..terapis tidak dibatasi dalam bentuk bantuan yang dapat diberikan kepada
klien bahwa klien-terapis berpusat dapat berfungsi sebagai sumber informasi
tentang terapi lain atau perawatan dan sebagai orang yang membantu klien
memanfaatkan terapi atau perawatan yang diberikan oleh orang lain Kadang-kadang
membantu klien memanfaatkan terapi lain berarti meminimalkan kerusakan mereka
ke klien yang terjadi seperti yang menguntungkan dia. . Sampai pembantu lain - dokter, terapis
psikologis dan perilaku, psychopharmacologists, dll, adalah, diri mereka
sendiri, orang-berpusat tetap kasus bahwa banyak dari ahli melanggar
hal-sendiri atau otonomi pasien dan klien mereka.
. Terapi
berpusat pada klien tidak menciptakan sebuah lingkungan di mana terapis akan
memberitahu pasien apa yang dia harus berpikir atau lakukan. Alih-alih
memberikan jawaban atau solusi untuk pasien, peran terapis adalah membantu
pasien dalam menemukan jawaban sendiri. Proses, sementara kadang-kadang lambat
dan tidak praktis, memiliki manfaat membantu pasien mengembangkan keyakinan
pada kemampuannya untuk menghadapi situasi kehidupan, memeriksa mereka, dan
akhirnya menemukan cara untuk secara efektif menangani mereka.
Terapis
berfugsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi seseorang dengan jalan
membantunya dalam menemukan kesanggupan-kesanggupan
untuk memecahkan masalah-masalah. Pendekatan person centered ini menaruh
kepercayaan yang besar pada kesanggupan seseorang untuk mengikuti jalan terapi
dan menemukan arahnya sendiri.
PERAN
TERAPI TEORI
Peran
terapis dalam pendekatan ini terletak pada cara-cara keberadaan terapis dan
sikap-sikapnya, bukan penggunaan teknik. Terapis menggunakan dirinya sendiri
sebagai alat untuk mengubah client. Peran terapis adalah tanpa peran. krusial.
..
Klien adalah hakim, untuk dirinya sendiri, apakah atau tidak ada terapi atau pengobatan atau teknik terapi untuk dia, dan apakah ia telah menerima manfaat lebih besar daripada apa yang mungkin menderita.
. Dalam perkembangan ini, terapis terpusat pada klien cenderung untuk mengembangkan kualitas-kualitas terhadap dirinya sendiri dan, dengan demikian terapi diri dan mengembangkan diri individualitas sendiri.
..
Klien adalah hakim, untuk dirinya sendiri, apakah atau tidak ada terapi atau pengobatan atau teknik terapi untuk dia, dan apakah ia telah menerima manfaat lebih besar daripada apa yang mungkin menderita.
. Dalam perkembangan ini, terapis terpusat pada klien cenderung untuk mengembangkan kualitas-kualitas terhadap dirinya sendiri dan, dengan demikian terapi diri dan mengembangkan diri individualitas sendiri.
TUJUAN
TERAPI TEORI
Tujuan
dasar terapi client centered yaitu
menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi seorang
pribadi yang berfungsi penuh. Guna pencapaian tujuan terapeutik tersebut
terapis perlu mengusahakan agar klien bisa memahami hal – hal yang ada di balik
topeng yang dikenakannya. Klien mengembangkan kepura – puraan dan bertopeng
sebagai pertahanan terhadap ancaman. Sandiwara yang dimainkannya menghambat
untuk tampil utuh dihadapan orang lain dan dalam usahanya menipu orang lain ia
menjadi asing terhadap dirinya sendiri.
Tujuan Konseling
Pada dasarnya klien sendiri menentukan tujuan konseling, konselor
hanya membantu klien menjadi lebih matang dan kembali melakukan aktualisasi
diri dengan menghilangkan hambatan-hambatannya. Namun secara lebih khusus
membebaskan klien dari kungkungan tingkah laku (yang dipelajarinya)
selama ini, yang semuanya itu membuat dirinya palsu dan terganggu dalam
aktualisasi dirinya.
Tujuan Konseling adalah
menyediakan iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan konseling sedemikian
sehingga konseli, dengan menggunakan hubungan konseling untuk self-exploration,
dapat menjadi sadar akan blok/hambatan ke pertumbuhan. Konseli cenderung untuk
bergerak ke arah lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar, lebih sedia untuk
meningkatkan diri sebagai lawan menjadi mandeg, dan lebih hidup dari standard
internal sebagai lawan mengambil ukuran eksternal untuk apa ia perlu menjadi.
KOLERASI
TEORI DENGAN KONSELING
Kolerasi atau
hubungan client centered therapy dengan proses konseling jelas sangat berhubungan. Dilihat dalam
proses konseling teori ini merupakan model yang digunakan dalan proses
konseling.
Proses
konseling
- Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
- konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan pearasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
- Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman sebelunya ke dalam konsep diri.
- dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
- wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.
Karakteristik
konseling berpusat pada klien
- Fokus utama adalah kemampuan individu memecahkan masalah bukan terpecahnya masalah.
- Lebih mengutamakan sasaran perasaan dari pada intelek.
- Masa kini lebih banyak diperhatikan dari pada masa lalu.
- Pertumbuhan emosional terjadi dalam hubungan konseling.
- Proses terapi merupakan penyerasian antara gambaran diri klien dengan keadaan dan pengalaman diri yang sesungguhnya.
- Hubungan konselor dan klien merupakan situasi pengalaman terapeutik yang berkembang menuju kepada kepribadian klien yang integral dan mandiri.
KESIMPULAN
Client-Centered Therapy adalah satu sistem psikoterapi berdasarkan asumsi. Asumsi ini berdasarkan bahwa klien atau subjek ada dalam posisi paling menguntungkan jika ia mampu memecahkan kesulitan-kesulitan sendiri.
Terapi ini sangat tergantung pada terapis. Pribadi terapi harus dapat menimbulkan iklim yang hangat dan serba membolehkan (bebas), sehingga klien merasa leluasa untuk mendiskusikan masalah-masalahnya.
Client-Centered Therapy adalah satu sistem psikoterapi berdasarkan asumsi. Asumsi ini berdasarkan bahwa klien atau subjek ada dalam posisi paling menguntungkan jika ia mampu memecahkan kesulitan-kesulitan sendiri.
Terapi ini sangat tergantung pada terapis. Pribadi terapi harus dapat menimbulkan iklim yang hangat dan serba membolehkan (bebas), sehingga klien merasa leluasa untuk mendiskusikan masalah-masalahnya.
Terapis juga membiarkan klien tahu apa yang klien
berkomunikasi. Sering kali, orang-orang dalam kesulitan mengatakan hal-hal yang
mereka tidak berarti karena merasa baik untuk mengatakan mereka.
Dikembangkan
pada tahun 1940-an dan 1950-an oleh Dr Carl Rogers, pendekatan ini panggilan
untuk terapis untuk bekerja dengan pasien untuk menciptakan lingkungan yang
aman dan tidak menghakimi untuk setiap sesi
peran
terapis adalah membantu pasien dalam menemukan jawaban sendiri. Proses,
sementara kadang-kadang lambat dan tidak praktis, memiliki manfaat membantu
pasien mengembangkan keyakinan pada kemampuannya untuk menghadapi situasi
kehidupan, memeriksa mereka, dan akhirnya menemukan cara untuk secara efektif
menangani mereka.
Kolerasi atau
hubungan client centered therapy dengan proses konseling jelas sangat berhubungan. Dilihat dalam
proses konseling teori ini merupakan model yang digunakan dalan proses
konseling.
Klien memegang peranan aktif dalam
konseling sedangkan konselor bersifat pasif reflektif.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald.2003. Teori &
Praktek Konseling Psikoterapi.Bandung.Refika aditama.
Dr. C.
George Boereehttp://webspace.ship.edu/cgboer/rogers.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar